widgeo.net

Kamis, 10 Oktober 2013

Contoh Berita

 NEXAGO SELENGGARAKAN
KANTIN KEJUJURAN

Godean(BR Post).SMP N 1 GODEAN  adalah SMP favorit  yang berstandar nasional.SMP ini terletak di Sidoluhur,Godean,Sleman, DIY.SMP ini mendirikan kantin kejujuran yang dibangun tahun 2007, tetapi baru diresmikan pada tahun 2009 oleh Kejaksaan Sleman.  Kantin kejujuran itu terletak di belakang ruang guru dan berada di samping kantin/warung yang dikelola oleh masyarakat luar.Sekolah mendirikan kantin kejujuran untuk melatih menjadi siswa yang jujur dan sekaligus memenuhi kebutuhan dengan menyediakan makanan yang bergizi dan menyehatkan. Cara kerja dari kantin kejujuran adalah semula mekanisme pengelola adalah pengurus OSIS dan guru,tetapi sekarang hal itu lama-kelamaan sudah tidak diberlakukan lagi.hal itu dikarenakan untuk melatih para siswa agar berlatih menjadi jujur.Maryatun S.Pd selaku ketua kantin kejujuran menambahkan bahwa yang mencetuskan adalah kepala sekolah SMP N 1 GODEAN ,Hj. Tri Rukmini S.Pd


      


                              

Sabtu, 05 Oktober 2013

Contoh Reportase...


Kantin Kejujuran

        Kantin kejujuran adalah kantin yang diselenggarakan oleh SMP N 1 Godean. Di sana, tampak berbagai kebutuhan makan dan minum para siswa. Beberapa guru merawat kantin itu dengan sebaik-baiknya, yaitu : Bu Atun, Mbak Heni, Bu Ismi, dan yang lainnya. Di depan kantin kejujuran, terdapat meja dan kursi-kursi untuk makan para warga sekolah.
        Kantin kejujuran buka pada sekitar pukul 08.00 pagi sampai jam pulang sekolah. Sebelum istirahat, pengelola kantin kejujuran sudah menyiapkan makanan dan minuman. Tak hanya saat istirahat,  banyak guru dan KKN yang menggunakan kantin kejujuran kalau sedang tidak ada kegiatan.
        Kantin kejujuran baru-baru ini menyediakan menu makan siang yang berupa sop, mie goreng, pepes ikan, gereh presto, dan lain-lain. Harga makanan berat di kantin kejujuran berkisar antara lima ratus rupiah sampai delapan ribu rupiah. Kantin kejujuran cukup ramai ketika istirahat dan sesudah pelajaran usai. Murid-murid sering memanfaatkan kantin kejujuran saat selesai pelajaran, seperti mengerjakan tugas atau sekedar bersenda gurau bersama teman-teman.


Tugas Bahasa Indonesia
Nama        : Isyhar Haafish Azizah (11)
          Nisrina Salsabila (19)
Kelas : VIII D (8D)



Cerpen...

Pagi yang Cukup Aneh
Oleh Isyhar Haafish Azizah

Setelah aku memarkinkan sepedaku, aku berlari ke kelas dan saking terburu-buru, aku menyenggol Syintia yang sedang berbincang-bincang bersama Dicky dan Ratna.
“Woy! Ati-ati dikit dong! Cepetan turun, kita dapet bagian jadi petugas upacara nih!” Seru Syntia yang berjalan pergi meninggalkan kelas.
Aku sadar, hari ini 28 Oktober dan kelasku menjadi petugas upacara. Ah tenanglah! Hanya jadi paduan suara.
“Udah ngerjain pr matika belum Dit? Pasti belum” Tanya Yanti, teman sebangkuku.
“Hah?! Pr matika? Aku kan ga tau, ah udahlah, ayo kita turun dan segera menempatkan diri” Ajakku sambil menarik tangan Yanti meninggalkan kelas.
Aku dan Yanti pun turun dan segera menempatkan diri di barisan paduan suara  bersama teman-teman. Aku rasa lima menit lagi upacara dimulai. Namun aku melihat Bu Viola memanggilku dengan gerakan tangan memanggil seseorang. Aku yakin yang dimaksud Bu Viola bukan aku.
“Hey! Kamu yang pakai kucir abu-abu!” Seru Bu Viola, sontak aku kaget, aku lihat kucir teman-temanku, sial! Hanya aku yang memakai kucir abu-abu.
“Hey?! Iya kamu, sini !” Seru Bu Viola, arah telunjuknya mengarah ke aku! Akupun meletakkkan jari telunjukku ke dadaku, seperti bertanya – Aku?!
Akupun kesana dan akupun diberikan secarik kertas dan kubaca ternyata teks sumpah pemuda. Berarti aku yang membacanya?
“Maaf nak kelasmu belum ada yang membaca sumpah pemuda. Kamu saja ya? Namamu?” tanya Bu Viola dengan nada cepat.
“Tapi kenapa harus? Oke , Ditya Amina Rosa Ditya Prabaninggar” jawabku dengan pasrah, dan aku harus bisa!
Bu Viola mendorongku pelan ke arah posisiku sebenarnya. Akupun kesana, namun kenapa perutku sakit? Ah sudahlah itu mungkin hanya sebentar. Upacarapun dimulai aku takut ada kesalahan, aku baca berulang kali dan membayangkan nada yang akan aku katakan nanti. Yah inilah saatnya akupun maju, sial tak terduga perutku sakit lagi, badanku menggigil, gugup dan kini tambah parah. Aku harus bisa!
“Satu kami putra dan putri Indonesia, bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia! Dua kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia! Tiga kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia!” Seruku dan diikuti semua warga sekolah, entah seberapa lantahnya suaraku, aku tak bisa menebaknya, tubuhku berkeringat dingin, dan saat aku berjalan kembali keposisiku, jejakku terasa melayang, aku tak fokus, saat aku melihat kebelakang, tiba-tiba semua gelap.
“Dimana aku, Yanti, Aira? Kenapa kalian disini?” tanyaku saat aku membuka mata, dari mimpi gelapku.
“Dit, tadi kamu pingsan, dengan sigap kakak KKN menolongmu, membawamu ke UKS” Kata Aira berdiri menatapku yang terbaring lemas di UKS.
“Tapi kamu sukses, baguslah, ayo toss Dicky” Canda Yanti, sambil mengambil sikap toss kepalan tangan. Yah, ejekanku di kelas adalah Dicky, aku tak suka itu, menyebalkan.
“Nih teh, anget lho. Mau kan, biar enakan badannya, tadi kan kamu dingin banget. Kamu kenapa sih?” Tanya Aira memberiku teh hangat. Aku pun menerimanya dengan senang hati, maklum saja, tadi aku baru sarapan sedikit.
“Ah dasar Dicky, kamu laper apa doyan? Ketauan nih belom sarapan” Celetuk Yanti menepuk punggungku.
“Hehehe, emang aku belum sarapan. Aku kira Cuma jadi paduan suara, eh jadi yang mbaca teks sumpah pemuda. Lemes deh, enak juga tehnya, makasih ya” Kataku jujur, aku memang belum sarapan, maklum aku sangat terburu-buru.
“Ah, udah yuk, ke kelas, udah baikan ko. Tapi aku kan belum ngerjain pr Matika? Gimana nih?” Kataku agak panik.
“Hey, kamu tau pingsan berapa lama? 1 jam pelajaran tau! Kalau kamu mau ke kelas gapapa, toh nanti prnya udah dicocokin, hehehe” Sahut Yanti dengan nada khasnya. Aku pingsan satu jam pelajaran?! Yang bener aja, daripada lama-lama disini, sebaiknya kami kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran Matika.
“Uhm, pagi yang cukup aneh untukku” Sahutku berjalan menaiki tangga dan kembali ke kelas. Mereka hanya tertawa sambil membantuku berjalan.
TAMAT