Basket
Ala Chef Vicka
Aroma
lezat tercium di dapur Vicka yang sedang memasak kue roll cokelat favoritnya
yang akan ia bawa saat barlatih basket nanti. Tak lama kemudian Vicka menuju ke
lapangan yang dekat dengan sekolahnya, SMA 15.
“Hai,
teman-teman! Kalian sudah datang rupanya!” Seru Vicka melambaikan tangan.
“Wah,
baru datang nih ceritanya! Bawa apa tu?” Kata Siska sambil menunjuk box yang
Vicka pegang dari tadi.
“Biar
kutebak, roll coklat kan!” Seru Kiky mengangkat telunjuknya.
“Ya,
ya. Nanti aku bagi setelah latihan!” Seru Vicka.
Tiba-tiba
suara peluit melengking di telinga mereka. PRRIIITTT!!!..
“Ayo
anak-anak! Kita berlatih dulu!” Seru Bu Riska mengagetkan mereka.
“Iya
Bu!!” Seru anak-anak serempak
Di
Lapangan, mereka sangat menikmati latihan dengan battle mini 5 vs 5. Sayangnya
tim Vicka kalah, dengan skor 20-16.
“Maafkan
aku ya...” Kata Rini yang tadi gagal memasukkan bola ke ring saat pertandingan.
“Ga
pa pa Rin, menang kalah biasa kog. Sekarang ayo kita makan roll coklat yang aku
bawa!!” Seru Vicka
Roll
coklat Vicka terdiri dari 6 bagian sama rata, yang akan dibagikan kepada Kiky, Siska,
Rini, Vicka, dan Bu Riska. Tapi siapa yang mendapatkan 1 bagian lain. Vicka tak
berfikir panjang lagi, Vicka memberi 1 bagian itu kepada Feni, dia sangat cuek dan
angkuh. Feni menerimanya dengan dingin dan tak berterima kasih sama
sekali.
****
Setelah
selesai berlatih, mereka pun pulang bersama-sama.
“Vicka,
kenapa si Feni begitu dingin pada kita ya?” Tanya Kiky ingin tau.
“Hmm,
entahlah Ky, aku juga bingung. Aku pulang dulu ya!” Kata Vicka berjalan ke
gerbang rumahnya.
“Dahh!!”
Seru mereka serempak.
Vicka
pun pulang, dilihatnya rumah tampak sepi, walaupun lampu teras dinyalakan.
“Aku
pulang! Ada orang di rumah?!” Seru Vicka sambil membuka pintu ruang tamu.
“Non,
Makannya ada di meja, Tapi mandi dulu ya Non!” Seru Bibi Sumi, pembantu Vicka.
“Baik
Bi!” Jawab Vicka memasuki kamarnya.
Di
kamar ia istirahat sebentar dan beranjak mandi, tapi tinggal selangkah lagi
keluar kamar, HP Vicka berdering dengan kerasnya. Vicka pun mengangkat HPnya.
“Vicka
ada lomba basket antar SMA tanggal 26 besok!” Seru Siska mengagetkan Vicka.
Vicka
pun melihat kalender kecil yang ada di kamarnya.
“Hmm,
benar kau Sis. Dimana?” Tanya Vicka.
“Di
lapangan basket milik SMA 51, musuh bebuyutan kita!” Seru Siska.
“Sis,
ga baik ngomong kayak gitu. Oke aku akan fikir kan itu.” Sahut Vicka.
“Iya
iya, aku tunggu besok di pedaftaran! Assalamualaikum” Seru Siska.
“Waalaikumusalam”
Sahut Vicka sambil menutup telfonnya.
****
Esoknya
Vicka, Rini, Siska, Kiky mendaftar ke Bu Riska pertama kali. Namun mereka
kurang 1 pemain utama. Vicka pun melihat Feni dari kejauhan.
“Fen,
ayo ikut pertandingan basket!” Seru Feni mendekat dan memegang pundak Feni
dengan lembut. Namun Feni hanya berpaling dan malah menjauh.
“Fen,
ayo! Kami kekurangan 1 pemain lagi, lagipula kau cukup hebat!” Seru Vicka.
“Baiklah
Vicka, aku akan memikirkanya lagipula aku memang hebat!” Sahut Feni.
“Baguslah”
Jawab Vicka sambil mengangkat jempolnya.
Saat
istirahat pun tiba, Vicka dan teman-teman pergi ke kantin untuk makan siang,
dan saat itu juga Bu Riska mengumumkan sesuatu.
“Bagi
murid yang mengikuti pertandingan basket, ada latihan nanti sore jam 4 sampai
jam 5. Murid yang mengikuti pertandingan basket antar SMA yaitu, Vicka, Siska,
Kiky, Rini, Feni dan anggota cadangan Dena dan Intan. Diharapkan kehadiranya di
lapangan sekolah. Terima kasih.” Kata Bu Riska di speaker sekolah.
Murid-murid
hanya tercengang mendengar Feni yang dijuluki si jutek itu ikut dalam
pertandingan bersama yang lainya. Lalu murid-murid mengucapkan “semoga berhasil”,
namun Feni hanya diam di kelas. (berlanjut)