widgeo.net

Kamis, 04 April 2013

Cerpen: "Sandi Rahasia"

 Sandi Rahasia

“Mah, berangkat dulu ya, Ma!”, kata Siska yang menutup pintu.
 Ya, itulah yang disebut pagi Siska karena jam sudah menunjukan angka 7. Jam-jam seginilah Siska pergi ke SMA dekat rumahnya di Surabaya bersama Pak Budi, supir pribadinya. Siska langsung berlari ke arah gerbang, dia pun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Pak Budi.
“Untung aja bel blom bunyi!” seru Siska yang mengagetkan Dicky yang duduk di samping Siska.
 Ya, Dicky adalah teman dan sahabat baik Siska dari SMP.
“Wah wah, ada yang hampir telat lagi nih!” Seru Dicky,
 “Wah kamu selalu begitu dari dulu ky!, Bosen juga kalau telat nanti di setrap terus sama Pak Brahma!” Dicky hanya tersenyum kecil kepada Siska.
“Pagi anak-anak!, apa kabar?” sambut Pak Budi yang membuka pintu dan mengagetkan Siska dan Dicky.
“Pagi pak! Kabar baik pak!” jawab anak-anak serentak
Tiba-tiba kertas Pak Brahma jatuh tepat di samping meja Dicky dan Siska yang bertulis “Olimpiade Segera dimulai” ,
“Pak, memang ada olimpiade apa?” tanya Dicky antusias,
 “Oh bukan apa-apa” jawab Pak Brahma.
Lalu Pak Brahma menulis suatu rumus Matematika di papan, dan kelihatanya semua muridnya bingung bukan kepalang, maklum mereka baru sekitar 1 bulan di SMA itu.
“Nah, anak-anak apakah kalian tau maksudnya?” tanya Pak Brahma
“Tidak pak!” serentak mereka menjawab
“Apakah kamu tau Indra?” tanya Pak Brahma
Maklum-maklum saja Pak Brahma hanya menanyakan hal tersebut kepada Indra, ya karena Indra adalah anak Pak Brahma dan menjadi idola di kelasnya.
“Tidak pak!, kebetulan saya belum belajar tentang itu” jawab Indra
“Hmm baiklah, ini adalah rumus matematika, rumus ini adalah rumus yang akan digunakan pada hari ini” Jelas Pak Brahma “Jadi kalian harus menulisnya dah menghafalkanya!”tambah Pak Brahma.
“Baik, Pak!” Jawab murid-murid hampir serentak
Lalu Siska berbalik ke belakang ke arah Dicky.
“Ky, kamu ngerti rumusnya enggak?”tanya Siska
“Aku? ya sedikit-sedikit”jawab Dicky
“Kapan-kapan ajarin aku yah Ky!” kata Siska
“Iya-iya santai aja Sis”jawab Dicky tenang
Lalu mereka semua menulis rumus yang belum terlalu dimengerti, lalu Pak Brahma mengajarkan mereka dengan sabarnya. Hingga konsentrasi mereka terpecah ketika Siska bertanya.
“Pak! Saya belum terlalu mengerti rumus tersebut! Tolong diperjelas!” tanya Siska mengagetkan Pak Brahma yang sedang konsentrasi mengajar mereka
“Sis, tolong jangan potong ucapan saya, karena ini juga sedang di bahas dan dijelaskan! Jadi dengarkan!” Jawab Pak Brahma dengan sabarnya.
“Sis, tenang aja nanti aku jelasin” Saut Dicky memegang pundak Siska.
Siska hanya mengangguk pelan setuju. Hingga bel istirahat berbunyi. Seperti biasa Siska dan Dicky menuju kantin sekolah nya.
“Ky, boleh aku nanya?” Tanya Siska yang sedang mengunyah roti selai.
“Ya boleh, tapi habiskan dulu roti di mulutmu itu” Jawabnya.
“Hehe, menurutmu membuat bahasa isyarat yang gampang gimana yah?!” Tanya Siska.
“Gampang kog, pake aja sandi-sandi yang simple!” Jawab Dicky yang menelan roti coklat yang digenggamnya.
“Pintar kamu! Tapi apa ya?” Tanya Siska lagi.
“Sandi huruf aja!” Jawabnya.
“Maksud kamu, A dibaca Z, B dibaca Y, truz C dibaca X gituh?” Jawab Siska bingung.
“Nah, itu kamu tau!” Jawab Dicky dengan muka senang.
“Ya ya, tapi untuk kita aja ya” Tambah Siska yang sedang melihat jam tangan biru di tanganya.
“Yap! Eh ayo cepat mau masuk nih!” Seru Dicky.
“Baru aja mau bilang kayak gitu!” Gerutu Siska
Dengan cepatnya mereka berdua berlari ke kelas mereka sambil membawa sisa makanan yang tadi di beli. Sesampainya di tempat duduk, Siska menulis kode yang dibuat mereka tadi. Siska menyodorkan kertas ke hadapan Dicky.
“Apa ini, maksudmu kamu suruh aku yang buang gitu!?” Tanya Dicky
“Hish, Bukan. Itu yang tadi kita bahas Ky” Jawab Siska
Kertas itu bertulis:
A dibaca D, B dibaca E, C dibaca F, D dibaca A, E dibaca B, F dibaca C, G dibaca J, H dibaca K, I dibaca L, J dibaca G, K dibaca H, L dibaca I, G dibaca J......dan seterusnya dengan jarak yang sama
“Oh, begitu ya? Baik kita jika surat-menyurat memakai kata sandi seperti ini, namanya sandi rahasia ABCD, setuju?” Ucap Dicky.
“Iya, mulai besok saja yah!” Kata Siska
“Iya, Ini tanda kita bersahabat yang saling mengerti, dan yang lain tentu tidak mengerti, itukah pikiranmu Sis?” Tanya Dicky.
“Yap, Dicky Zulfikar Prabanda!” Ucap Siska.
“Haha, kau benar Siska Ayuningrum Prabanda!” Balas Dicky.
Memanglah nama belakang mereka sama, karena mereka bersaudara, yang sangat dekat!.